7 TIPS MEMBERI MAKAN BAYI SAAT DIA MELAKUKAN AKSI GERAKAN TUTUP MULUT (GTM)

1.  Aturan pertama dan terutama : JANGAN pernah sekali-kali paksaian anak buat makan. Karena kalau kita udah mulai tergoda maksain anak makan, akibatnya bisa fatal lho

Kebiasaan yang beredar di masyarakat kita masih metode lama, yaitu kalau mau sehat dan gendut, bayi harus makan yang banyak dan seporsi gede kudu habis, tak peduli gimana caranya dan berapa lama prosesnya. Segala cara dilakukan, dari yang bujukin makan dengan rayuan-rayuan gombal, ajak makan keliling komplek sampai gempor dan kalau udah mentok, maksain makan dengan sistem diktator. Pokoknya anak harus makan banyak dan habis, titik. Sebenarnya sih ya, nggak ada yang salah dengan niat ibu-ibu yang ingin anaknya makan dengan banyak dan lahap, hanya saja persepsi anak makan banyak biar sehat dan gembul itu sepertinya harus diluruskan. Nggak selamanya anak sehat itu identik dengan gemuk, buibu. Selama garis di KMS menunjuk pada kurva normal dan DSA kalian menyatakan anak ibu sehat tidak kekurangan gizi, nggak perlu terpaku pada tampilan gendut biar puas dan yakin anakmu sehat. Saat ngasih makan, nggak cuma porsinya yang diperhatikan tapi juga kandungan nutrisinya. Saat anak malas makan pun, sebaiknya jangan sekali-kali memaksakan anak makan. Kita bisa coba lagi di jam lainnya atau menu lainnya. Ribet? Iya. Tapi ingat, kalau anak dipaksa makan, konsekuensinya bisa lebih ribet. Sebaiknya batasi waktu anak makan, tidak lebih dari 30 menit. Lebih dari itu, habis tidak habis sebaiknya stop karena pemberian makan sudah tidak efektif.

2. Jika anak susah makan, daripada menjejali anak wajib habis dalam satu porsi besar, bisa diakali dengan makan dengan porsi kecil (atau semua bayi) dengan frekuensi yang lebih sering

Saat anak sedang susah makan, rasanya gemes banget kan, ingin rasanya buat menjejalkan anak makan dalam satu porsi besar biar makannya nggak usah sering-sering. Kekhawatiran terbesar ibu-ibu saat anak susah makan adalah apakah nutrinya tercukupi dengan baik. Nah, ternyata maksain anak ngabisin satu porsi gede justru akan mempersulit proses belajar makan bayi kalian, lho buibu. Sebaiknya, kasih makan dalam porsi kecil tapi frekuensi lebih sering. Terapkan responsive feeding, yaitu makan dengan memperhatikan kondisi mood si bayi. Jika bayi udah nangis, memberontak, makan dengan malas-malasan dan ogah buka mulut, sebaiknya ya lanjutkan acara makannya di jam yang lain. Nutrisinya juga buatlah lebih padat dan usahakan pemberian lemak tambahan agar meski anak tidak begitu lahap makan, nutrisi yang didapat tidak berkurang.

3. Ajak anak makan dengan suasana makan yang riang dan ceria

Saat anak rewel dan susah makan, kita bisa jadi tergoda untuk memberikan gadget atau mainan yang bisa mengalihkan perhatian makan bayi. Bisa juga mengalihkan perhatiannya dengan mengajak bayi berjalan-jalan keluar rumah. Emang sih melakukan hal ini nggak dosa, tapi efek ke depannya  nanti dikhawatirkan nggak bagus buat kebiasaan makan anak. Daripada mengalihkan perhatian anak dengan gadget atau jalan-jalan keliling komplek, lebih baik alihkan perhatian anak dengan finger food – makanan yang biasa dia pegang dan makan sendiri.  Yang pasti harus tetap sabar ya, biar suasana makannya tetap menyenangkan dan nggak stres.

4. Sesuaikan waktu makan anak dengan kondisi anak

Kalau anak kelihatan ngantuk, ya nggak perlu dipaksa makan saat itu juga. Atau dia keliatan resah sedang ingin pup, pasti perutnya lagi bergejolak nggak enak ‘kan? Perhatikan kondisi dan mood anak, kalau dia lagi ngantuk, bosan atau nggak nyaman, kita bisa pilih jam lain buat makan. Nggak perlu sayang-sayangin makanannya. Saran Hipwee sih, saat ngasih makan anak, pas sendokin ke mangkoknya nggak perlu banyak dulu biar resiko banyak buang makanan nggak terlalu gede.

5. Maksimalkan pemberian cemilan sehat dan tingkatkan kalori makanan dalam satu porsinya, bukan maksimalkan pemberian susunya saja

Banyak yang beranggapan anak susah makan nggak apa-apa, selama anak masih kuat minum susu. Memang betul buibu, anak-anak juga bisa dapat nutrisi juga dari ASI atau susu formula yang diberikan, tapi di sini kita tidak hanya sekedar berusaha memberikan makan ke anak lho, tapi menerapkan kebiasaan makan yang baik. Jadi intinya memang kita tidak diperkenankan memaksa anak untuk makan ‘seperti yang kita mau’ tapi bukan berarti terus membebaskan anak minum susu suka-suka dan skip jam makan. Biasakan anak makan di jam yang teratur, entah si bayi makannya habis atau tidak habis. Selain untuk membangun kebiasaan makan yang baik, juga agar anak tidak melulu cuma kenyang oleh susu. Kalau anak merasa dia tidak perlu makan karena dengan minum susu aja kenyang, maka si anak MPASI yang notabene sudah di atas 6 bulan itu tidak akan bisa memahami esensi belajar makan itu sendiri.

6. Berikan anak makanan yang bisa dia pegang dan makan sendiri

Kadang anak suka ogah-ogahan makan karena dia hanya menjadi seseorang yang dikasih suapan sendok, sedangkan dia hanya duduk diam nggak ngapa-ngapain. Kadang suka ada kan ya, anak yang bosenan gitu. Solusinya nggak perlu buru-buru kasih gadget kok, buibu. Bisa diakali dengan kasih dia finger food atau makanan yang bisa dia genggam. Kamu bisa kasih dia sayuran kukus atau crackers bayi yang bisa dia mainkan dan makan sendiri. Biasanya sih cara ini lumayan ampuh untuk mengatasi GTM.

7. Last but not least, anak nggak akan GTM selamanya, kok

Sekarang udah banyak kok pilihan bahan makanan yang aman sekaligus enak buat bayi. Sama seperti kita orang dewasa, bayi juga punya preferensi makannya sendiri, lho. Kalau dia sedang bosan nasi, kita bisa coba variasikan menu utamanya dengan kentang, ubi atau pasta. Untuk tambahan penyedap rasa, karena bayi di bawah setahun belum dianjurkan untuk konsumsi gula dan garam, bisa divariasikan dengan menambahkan keju atau nutritional yeast ke dalam menu MPASI bayi. Kita juga bisa menambahkan bumbu aromatik seperti bawang, ketumbar, daun salam dan sebagainya ke dalam menu masakan MPASI. Tujuannya ya biar bayi bisa merasakan sensasi makan yang berbeda, nggak hambar saja. Yang pasti jangan sampai anak trauma makan ya buibu, karena pulihnya lama dan susah. Gejalanya trauma makan karena terus menerus dipaksa makan? Ya GTM-nya nggak kelar-kelar, bahkan kalau udah liat makanan dan peralatan makan bisa ngambek atau nangis. Sebaiknya ini nggak perlu sampai terjadi ya.

Semoga ulasan Hipwee kali bermanfaat ya, buibu! Ingat, emang sih ibu punya hak untuk mengatur anaknya mau makan apa dan bagaimana tapi semuanya tentu dikondisikan dengan mood dan kebutuhan anak. Kalau udah mentok, kamu bisa konsul ke DSA atau ahli gizi yang kompeten di bidangnya. Yang pasti STOP maksain makan pada anak, apalagi sampai bikin anak nangis-nangis nggak berdaya. Yakinlah, pada waktunya GTM pasti akan terlewati kok, Bu. Jadi tetap semangat dan berikan yang terbaik buat si buah hati ya!

Sumber : https://www.hipwee.com/wedding/7-tips-memberi-makan-bayi-saat-dia-melakukan-aksi-gerakan-tutup-mulut-gtm/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top